10 Jenis Penyakit Autoimun yang Bisa Ditemui di Indonesia

Secara global, ada lebih dari 80 jenis penyakit autoimun yang sudah diidentifikasi.

KALIMANTAN NEWS – Penyakit autoimun semakin banyak dibicarakan dalam dunia kesehatan.

Kondisi ini terjadi saat sistem imun yang seharusnya melindungi tubuh justru menyerang sel sehat.

Akibatnya, berbagai organ bisa mengalami gangguan, mulai dari kulit, sendi, saraf, hingga kelenjar hormon.

Secara global, ada lebih dari 80 jenis penyakit autoimun yang sudah diidentifikasi.

Di Indonesia sendiri, menurut Perhimpunan Reumatologi Indonesia, jumlah penderita autoimun diperkirakan mencapai sekitar 6 juta orang.

Mayoritas penderitanya adalah perempuan usia produktif.

Sayangnya, banyak kasus terlambat terdiagnosis karena gejalanya mirip penyakit umum seperti rematik, alergi, atau gangguan pencernaan.

Berikut ini adalah 10 jenis penyakit autoimun yang cukup sering ditemui di Indonesia:

  1. Lupus (Systemic Lupus Erythematosus / SLE)

Lupus disebut juga sebagai penyakit seribu wajah karena gejalanya beragam dan sering membingungkan.

Penderitanya bisa mengalami ruam berbentuk kupu-kupu di wajah, nyeri sendi, cepat lelah, hingga gangguan ginjal.

Di Indonesia, Yayasan Lupus Indonesia mencatat ada lebih dari 13 ribu pasien lupus yang terdata, dan jumlah aslinya diperkirakan jauh lebih besar.

  1. Rheumatoid Arthritis (RA)

RA berbeda dari rematik biasa.

Penyakit ini muncul karena sistem imun menyerang lapisan sendi, menimbulkan nyeri, kaku, dan bengkak, terutama di pagi hari.

Jika tidak ditangani, RA bisa merusak sendi permanen.

  1. Psoriasis & Psoriatic Arthritis

Psoriasis ditandai dengan bercak merah tebal bersisik di kulit, yang sering disangka penyakit kulit biasa.

Pada sebagian pasien, kondisi ini berkembang menjadi psoriatic arthritis dan menyerang sendi.

  1. Guillain-Barré Syndrome (GBS)

Penyakit ini menyerang saraf perifer.

Gejalanya mulai dari kesemutan, kelemahan otot, hingga kelumpuhan sementara.

GBS di Indonesia biasanya ditemukan setelah pasien mengalami infeksi virus atau bakteri.

  1. Multiple Sclerosis (MS)

MS adalah kondisi ketika sistem imun menyerang saraf pusat otak dan sumsum tulang belakang.

Penderitanya bisa mengalami gangguan penglihatan, bicara, hingga kesulitan berjalan.

Meski jarang di Indonesia, kasus MS tetap ada dan mulai terdiagnosis di rumah sakit besar.

  1. Graves’ Disease

Autoimun ini menyebabkan kelenjar tiroid bekerja terlalu aktif (hipertiroid).

Tandanya antara lain jantung berdebar, gemetar, berat badan turun drastis, dan mata yang tampak menonjol.

  1. Hashimoto’s Thyroiditis

Berbanding terbalik dengan Graves’, Hashimoto membuat kelenjar tiroid melemah sehingga hormon menurun (hipotiroid).

Gejalanya berupa kelelahan, kulit kering, depresi, dan kenaikan berat badan.

  1. Diabetes Tipe 1

Berbeda dengan diabetes tipe 2 yang banyak dipengaruhi pola makan, diabetes tipe 1 terjadi karena sistem imun menghancurkan sel pankreas penghasil insulin.

Penderita harus mendapatkan suntikan insulin seumur hidup.

  1. Myasthenia Gravis (MG)

Penyakit ini menyerang hubungan antara saraf dan otot.

Akibatnya, penderita mudah lelah, kelopak mata turun, bahkan bisa kesulitan berbicara atau menelan.

  1. Inflammatory Bowel Disease (IBD)

IBD terdiri dari Crohn’s Disease dan Ulcerative Colitis yang menyerang sistem pencernaan.

Gejalanya antara lain diare kronis, nyeri perut, hingga tinja berdarah.

Kasus IBD mulai banyak ditemukan di Indonesia, meskipun prevalensinya masih lebih rendah dibandingkan negara Barat.

Autoimun bukan sekadar isu kesehatan global, tetapi juga nyata di Indonesia.

Dengan sekitar 6 juta penderita, penyakit ini perlu lebih mendapat perhatian.

Mengenali gejala sejak awal bisa membantu pasien mendapat pengobatan lebih cepat, sekaligus mencegah kerusakan organ yang lebih parah.(*/KN)

Editor: Ipik G

penyakit autoimun

Baca Juga