KALIMANTAN NEWS – Kebijakan pemerintah biasanya identik dengan aturan serius soal ekonomi, politik, atau hukum.
Tapi, di berbagai belahan dunia, ada kebijakan unik yang justru lahir dari budaya, sejarah, bahkan alasan sederhana seperti kebersihan.
Kalau negara lain sibuk menghitung PDB, Bhutan justru pakai Gross National Happiness (GNH).
Indikator ini menilai kesejahteraan rakyat dari kebahagiaan, budaya, lingkungan, dan spiritualitas.
Table of Contents
ToggleSejak 1992, permen karet dilarang beredar di Singapura untuk menjaga kota tetap bersih.
Baru pada 2004, aturan sedikit dilonggarkan untuk permen karet medis.
Profesor John Clammer dalam Asian Journal of Social Science menyebut larangan ini sukses menjaga kebersihan kota, meski sempat dianggap kontroversial.
Di Finlandia, semakin tinggi penghasilanmu, semakin mahal juga denda kalau melanggar lalu lintas.
Seorang miliarder pernah didenda miliaran rupiah hanya karena ngebut.
Studi dari European Transport Safety Council menyebut sistem ini efektif karena adil sehingga orang kaya tidak bisa membeli kebebasan untuk melanggar aturan.
Setiap 8 November, Jepang merayakan Good Teeth Day.
Pemerintah mendorong warganya menjaga kesehatan gigi lewat cek gratis di sekolah dan kampanye nasional.
Menurut Journal of Dental Research, Jepang termasuk negara dengan tingkat kesehatan gigi terbaik di Asia, salah satunya berkat kebijakan ini.
Ingin kasih nama unik buat bayi? Di Islandia, orang tua harus mengikuti daftar nama resmi.
Kalau mau pakai nama baru, wajib minta izin Komite Nama Nasional.
Sosiolog Helga Ólafsdóttir menjelaskan dalam Nordic Journal of Linguistics bahwa kebijakan ini dibuat untuk melindungi bahasa Islandia agar tidak punah.
Di jalan tol bebas batas kecepatan (Autobahn), kehabisan bensin dianggap pelanggaran serius.
Alasannya mobil mogok bisa membahayakan pengendara lain.
Di Swiss, marmut dan kelinci tidak boleh dipelihara sendirian.
Karena dianggap hewan sosial, pemilik wajib punya minimal dua agar tidak kesepian.
Menurut Swiss Animal Welfare Act, aturan ini didasari riset etologi yang menunjukkan hewan sosial rentan stres jika dipelihara sendirian.
Sebagai negara kaya minyak, Arab Saudi justru pernah menguji kebijakan hari tanpa minyak untuk mengurangi ketergantungan dan mendorong energi alternatif.
Pernah sangat terkenal, kebijakan ini berlaku sejak 1979 hingga 2015 demi mengendalikan populasi.
Meski kini dilonggarkan, dampaknya masih terasa hingga sekarang.
Penelitian di Population and Development Review mencatat kebijakan ini berhasil menekan angka kelahiran, tapi juga menimbulkan masalah ketidakseimbangan gender.
Di Prancis, roti baguette dianggap warisan budaya tak benda.
Pemerintah bahkan mengatur standar panjang, bentuk, hingga cara pembuatannya.
hingga pada 2022 UNESCO resmi memasukkan baguette sebagai warisan budaya dunia.
Dari larangan permen karet hingga aturan punya teman untuk hewan peliharaan, kebijakan-kebijakan ini menunjukkan kalau setiap negara punya cara unik untuk mengatur warganya.(*/KN)
Editor: Ipik G