
Banjarmasin, KALIMANTAN NEWS – Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, memaparkan kronologi hilangnya helikopter BK117-D3 milik PT Eastindo Air serta upaya evakuasi korban dalam konferensi pers Operasi DVI Polri di Aula RS Bhayangkara Polda Kalsel, Jumat (5/9/2025).
Konferensi pers turut dihadiri Gubernur Kalimantan Selatan H. Muhidin, pimpinan TNI dari Kodam VI dan XXII, Kapolda Kalsel, Ketua DPRD Kalsel, serta puluhan jurnalis.
Yudhi menjelaskan, helikopter tersebut berangkat dari Kotabaru menuju Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya pada Senin (1/9/2025) pagi.
“Helikopter lepas landas dengan perkiraan tiba pukul 10.15 WIB. Namun, pada pukul 08.46 hingga 08.54, komunikasi terakhir dengan menara radio Bandara Kotabaru terputus. Setelah itu, helikopter dinyatakan hilang kontak,” ujarnya.
Table of Contents
ToggleKarena lokasi hilangnya helikopter lebih dekat ke Banjarmasin, Basarnas Banjarmasin ditunjuk sebagai koordinator operasi SAR.
Sejak hari pertama, pencarian dilakukan bersama unsur TNI, Polri, dan relawan melalui jalur darat maupun udara.
Menurut Yudhi, pada hari ketiga pencarian tim berhasil menemukan titik jatuh helikopter di area perbukitan dengan kemiringan tebing mencapai 70 derajat.
“Medan yang berat dan cuaca hujan deras menyulitkan proses evakuasi. Berkat kerja sama rekan-rekan Brimob yang membuka akses jalan, evakuasi akhirnya berhasil diselesaikan pada Rabu malam, pukul 22.10 WITA,” jelasnya.
Seluruh korban kemudian diturunkan dari lokasi jatuhnya helikopter dan dibawa ke RS Bhayangkara Polda Kalsel sekitar pukul 22.30 WITA untuk proses identifikasi oleh tim DVI Polri.
Dari delapan penumpang, lima korban ditemukan dalam kondisi relatif utuh, sementara tiga lainnya sulit dikenali karena terbakar.
“Proses identifikasi masih berlangsung. Untuk korban yang sulit dikenali, tim DVI akan melakukan identifikasi melalui metode ilmiah. Setelah itu, jenazah akan diserahkan kepada keluarga masing-masing,” pungkas Yudhi.(MC/zr/KN)