Ini Alasan Hal Buruk Lebih Mudah Diingat Dibanding Hal Baik

Seorang laki-laki marah tanpa alasan yang jelas. Sumber : Pinterest

Pikiran yang Terus Mengulang

Selain itu, manusia cenderung mengulang-ulang pengalaman buruk dalam pikiran atau dikenal dengan istilah overthinking.

Riset di Journal of Experimental Psychology (2014) menjelaskan bahwa pengulangan mental atas peristiwa negatif membuat memori semakin kuat tertanam.

Contoh Sehari-hari

  1. Anda mungkin lupa kapan terakhir kali dipuji atasan, tapi masih mengingat jelas komentar pedas rekan kerja.
  2. Uang hilang Rp50 ribu bisa terasa lebih membekas daripada saat mendapat bonus Rp100 ribu.
  3. Dimarahi di depan umum bisa diingat bertahun-tahun, sedangkan kebaikan kecil dari orang lain cepat terlupakan.

Bisakah Dikendalikan?

Meski otak lebih condong menyimpan hal buruk, ada cara sederhana untuk melatih diri agar lebih seimbang:

  1. Menulis jurnal syukur, catat minimal tiga hal positif setiap hari.
  2. Latihan mindfulness atau meditasi, melatih otak fokus pada momen saat ini.
  3. Batasi paparan berita negatif berlebihan, karena otak lebih mudah merekam hal buruk.
  4. Berbagi cerita positif, semakin sering dibicarakan, semakin kuat memorinya.

Dengan cara ini, kenangan positif juga bisa tertanam lebih dalam, mengurangi dominasi pengalaman negatif dalam pikiran kita.

Hal buruk lebih mudah diingat karena otak punya alarm alami untuk melindungi diri dari bahaya.

Halaman: 1 2 3
Baca Juga