Kalsel Dorong Swasembada Sapi Lewat Investasi Terintegrasi Lintas Sektor

Disbunnak Kalsel terus menggulirkan inovasi peternakan berkelanjutan. 

Banjarbaru, KALIMANTAN NEWS – Dalam upaya strategis memperkuat ketahanan pangan hewani, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) terus menggulirkan inovasi peternakan berkelanjutan.

Salah satu terobosan yang kini dikembangkan adalah peternakan sapi terintegrasi dengan sektor perkebunan, tanaman pangan, kehutanan, hingga pertambangan.

“Inovasi ini kami rancang sebagai solusi jangka panjang untuk mendukung swasembada sapi. Kita tidak bisa bekerja sendiri, maka kita bangun sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan dan membuka peluang investasi selebar-lebarnya,” ujar Kepala Disbunnak Kalsel, Suparmi, Senin (8/9/2025).

Investasi Internasional Masuk Kalsel

Suparmi mengungkapkan, saat ini ada dua entitas besar yang tengah menjajaki investasi di Banua, di antaranya adalah:

1. Asia Beef dari Brasil, fokus pada pengembangan sapi pedaging.

2. PT Trikarni Abadi bekerja sama dengan Pemerintah Kanada, mengembangkan sapi perah dengan target awal 5.000 ekor.

“Yang menarik, sapi perah ini punya manfaat ganda. Anak jantan bisa dikembangkan untuk daging, sementara sapi betina menghasilkan susu. Artinya, dua komoditas bisa lahir dari satu usaha,” jelasnya.

Untuk mendukung kelancaran investasi, sejumlah lokasi strategis telah disiapkan, di antaranya Awang Bangkal, Tanjung Balai, Rantau Balai, Rantau Bujur, dan Riam Kiwa.

Konsep SISKA: Integrasi Sapi-Kelapa Sawit

Selain membuka lahan baru, Disbunnak juga mengandalkan Sistem Integrasi Sapi-Kelapa Sawit (SISKA) yang telah diterapkan di 28 klaster dari Tabalong hingga Tanah Bumbu.

“Kami serahkan kepada investor untuk memilih lokasi paling sesuai, baik di tanah kehutanan maupun kawasan SISKA. Semua siap kami fasilitasi,” ujar Suparmi.

Dukungan Pemerintah Daerah

Program yang mulai dirintis sejak 2024 ini sudah mendapat dukungan penuh dari Gubernur Kalsel dan pemerintah kabupaten/kota. Investor dari Brasil dan Kanada juga telah meninjau langsung lokasi potensial.

“Komitmen daerah sangat kuat. Kita sudah duduk bersama para pihak, dan komunikasi terus berjalan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat realisasi investasi bisa segera dimulai,” ungkap Suparmi.

Meski belum diberi nama resmi, Suparmi menegaskan bahwa program ini berpijak pada prinsip keberlanjutan, integrasi, dan kolaborasi multisektor.

“Kami masih mencari nama yang tepat agar tidak menimbulkan persepsi keliru. Namun yang pasti, inisiatif ini akan menjadi fondasi penting dalam mewujudkan swasembada daging di Kalsel,” katanya.

“Dengan usaha keras, kerja cerdas, dan kolaborasi semua pihak, kami percaya Kalimantan Selatan mampu mencukupi kebutuhan daging tidak hanya untuk wilayah sendiri, tetapi juga untuk IKN dan provinsi sekitar,” jelasnya.(MC/en/KN)

Swasembada Sapi

Baca Juga