Rutinitas membuat otak merasa “hari-hari sama saja”, sehingga waktu terasa cepat berlalu.
Psikologi kognitif menjelaskan bahwa perhatian memengaruhi waktu.
Anak-anak cenderung fokus pada detail kecil dan hidup di momen sekarang, sementara orang dewasa multitasking dan sibuk dengan target, sehingga tidak sadar waktu cepat lewat.
Menurut Harvard Health Publishing, fokus dan perhatian juga memengaruhi persepsi waktu.
Table of Contents
ToggleAnak-anak cenderung hadir di momen sekarang, sementara orang dewasa sibuk multitasking dan memikirkan target, sehingga tidak sadar waktu berjalan.
Faktor kesehatan ikut berperan. Tidur cukup dan energi besar membuat masa kecil terasa penuh.
Sebaliknya, kurang tidur dan kelelahan di usia dewasa memperkuat kesan waktu berlari cepat.
Meski waktu berjalan sama, ada cara untuk membuat hidup terasa lebih berisi:
Misalnya ikut kelas memasak di akhir pekan, belajar bahasa asing, atau sekadar mencoba transportasi umum yang belum pernah digunakan.
Pengalaman baru membuat otak punya lebih banyak memori segar.
Saat makan, coba benar-benar rasakan tekstur dan aroma makanan tanpa sambil main ponsel.