KALIMANTAN NEWS – Pernah tiba-tiba ngerasa aneh, campur aduk, sedih tapi bingung namanya apa?
Ternyata, banyak perasaan manusia yang susah dijelaskan dengan kata-kata, tapi sebenarnya sudah ada istilahnya.
Sebagian berasal dari bahasa asing, sebagian lagi populer lewat buku The Dictionary of Obscure Sorrows karya John Koenig.
Psikolog menyebut hal ini sebagai emosi kompleks, yaitu perasaan yang muncul dari gabungan beberapa emosi dasar.
Table of Contents
ToggleMenurut penelitian American Psychological Association (2021), emosi manusia jauh lebih beragam daripada sekadar “senang, marah, atau sedih”.
Berikut Beberapa Istilah Perasaan Aneh yang Jarang Diketahui:
Kesadaran tiba-tiba bahwa setiap orang asing punya kehidupan rumit, penuh cerita dan masalah sama persis kayak kamu.
Menurut psikologi sosial, kesadaran ini terkait dengan Theory of Mind, kemampuan memahami bahwa orang lain juga punya pikiran dan emosi (Premack & Woodruff, 1978).
Rasa campur aduk saat menatap mata seseorang intim, tapi rapuh, seolah membuka pintu rahasia.
Opia muncul saat tatapan mata terasa terlalu dalam.
Kontak mata memicu otak bagian amigdala, bikin kita merasa dekat tapi juga rawan, seolah ada rahasia terbuka.
Perasaan ini makin kuat kalau tatapannya datang dari orang yang berarti atau bikin penasaran.
Sedih karena sadar kamu nggak akan pernah tahu bagaimana dunia akan berakhir atau bagaimana sejarah umat manusia selesai.
Kebiasaan main drama di kepala membayangkan percakapan, debat, atau skenario masa depan.
Psikolog kognitif menyebut ini inner speech, yaitu cara otak memproses pengalaman lewat dialog internal.
Rasa samar tersesat, kayak lagi nggak nyambung dengan lingkungan, padahal nggak ada alasan jelas.
Monachopsis muncul karena rasa “out of place” atau nggak nyambung dengan lingkungan.
Biasanya dipicu oleh lingkungan sosial baru yang bikin kita merasa asing.
Perbedaan nilai atau minat dengan orang sekitar.
Kesadaran diri berlebihan, jadi terlalu peka bahwa kita berbeda.
Muncul saat hidup terasa nggak sesuai naskah.
Penyebabnya bisa karena perubahan besar, krisis makna, atau ekspektasi yang jauh dari realita.
Menurut Journal of Positive Psychology (Heintzelman & King, 2014), kehilangan makna hidup sering memicu kebingungan emosional, mirip dengan nodus tollens.
Deja vu, merasa pernah mengalami sesuatu padahal baru pertama kali sedangkan Jamais vu adalah kebalikannya, merasa asing pada hal yang sebenarnya akrab.
Penelitian psikologi (Brown, 2003) menemukan bahwa sekitar 60–70 persen orang dewasa pernah mengalami deja vu setidaknya sekali seumur hidup.
Dorongan aneh untuk mengalami bencana atau tragedi, bukan karena ingin celaka, tapi ingin merasakan intensitas hidup yang ekstrem.
Biasanya muncul saat hidup terasa terlalu aman atau monoton.
Menurut penelitian di Psychological Review (Zuckerman, 2007), hal ini berkaitan dengan sensation seeking, yaitu kebutuhan sebagian orang mencari pengalaman intens demi merasa hidup.
Perasaan aneh yang sering muncul ternyata bukan hal misterius lagi kalau kita tahu istilahnya.
Istilah seperti sonder, jouska, atau monachopsis membuktikan bahwa emosi manusia sangat luas, bahkan melampaui kosakata sehari-hari.
Jadi, kalau suatu hari kamu ngerasa aneh banget tapi bingung namanya apa, mungkin sebenarnya kamu lagi merasakan satu dari emosi-emosi unik ini. (*/KN)
Editor: Ipik G