2. Dalam pendidikan, Guru bisa peka terhadap kondisi murid lewat esai atau chat kelas.
3. Dalam kehidupan sehari-hari, Kita bisa lebih memahami teman/kerabat yang sedang butuh perhatian.
Meski tulisan bisa jadi kode rahasia perasaan, tidak semua orang menulis apa adanya.
Ada juga yang sengaja menyembunyikan emosi atau menulis dengan gaya tertentu agar terlihat baik-baik saja.
Table of Contents
ToggleInilah mengapa interpretasi tulisan tetap harus disertai empati, bukan sekadar asumsi.
Menurut studi Journal of Language and Social Psychology (Pennebaker, 2015), pilihan kata dan struktur kalimat seseorang bisa memberikan gambaran jelas tentang kondisi emosional maupun mentalnya.
Bahkan, bidang seperti psycholinguistics dan sentiment analysis dalam teknologi AI kini banyak memanfaatkan tulisan untuk membaca suasana hati.
Jadi, tulisan bukan cuma media komunikasi, tapi juga jendela hati.
Kalau kita lebih peka membacanya, mungkin kita bisa lebih mudah memahami orang lain bahkan tanpa mereka harus bercerita panjang.(*/KN)