
KALIMANTAN NEWS – Ketika sakit kepala datang, badan demam, atau flu membuat lemas, kebanyakan orang langsung mencari obat (medikasi) .
Rasanya cepat dan praktis. Tapi muncul pertanyaan penting “apakah minum obat (medikasi) benar-benar menyembuhkan penyakit, atau hanya membuat tubuh terasa lebih baik sementara?”
Menurut para ahli kesehatan, jawabannya tergantung.
Antibiotik memang bisa menyembuhkan infeksi bakteri, seperti radang tenggorokan akibat bakteri streptococcus.
Namun, untuk penyakit yang disebabkan virus seperti flu atau pilek, medikasi tidak mampu memusnahkan penyebabnya mereka hanyalah meredakan gejala.
Sementara itu, sistem imun tubuh bekerja keras untuk mengalahkan virus.
WHO mencatat lebih dari 50% penggunaan antibiotik di dunia tidak tepat sasaran.
Sebagian besar dipakai untuk penyakit yang sebenarnya disebabkan oleh virus, sehingga tidak ada efek penyembuhan.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI menyebut flu dan batuk adalah alasan terbanyak masyarakat membeli obat bebas.
Padahal, sebagian besar kasus flu bisa sembuh alami hanya dengan istirahat dan menjaga daya tahan tubuh, tanpa antibiotik.
Dalam konteks ini, para pakar menegaskan bahwa sistem imun tetap kunci utama dalam proses penyembuhan.
Obat hanya berperan sebagai pendamping agar tubuh tidak terlalu terbebani saat melawan penyakit.
Setiap kali seseorang menelan medikasi, tubuh menjalani proses yang cukup kompleks: